Senin, 02 November 2015

Dampak Negatif dari Eksternalitas ditinjau dari Sisi Produksi dan Konsumsi

Kebakaran hutan yang melanda Kalimantan dan Sumatera telah mengakibatkan bencana kabut asap berkepanjangan, masyarakat yang berada di wilayah yang terkena asap mengalami kesulitan untuk memperoleh udara bersih. Segala aktifitas masyarakat menjadi terganggu karenanya.  Pemerintah Indonesia telah mencoba bekerja sama dengan Negara-negara lain  untuk mengatasi persoalan ini. Segala upaya pemadaman tak membuahkan hasil meski sudah dicoba dengan berbagai cara, seperti water bombing, gel hingga pembangunan kanal, namun pemerintah tidak akan menyerah begitu saja untuk memadamkan api.  
Kebakaran hutan yang terjadi merupakan salah satu bentuk dari eksternalitas, yaitu efek samping dari tindakan suatu pihak ke pihak lain yang bisa berakibat baik atau buruk. Eketernalitas merupakan salah satu penyebab kegagalan pasar, Ketika terjadi eksternalitas dalam suatu aktifitas, maka akan timbul inefisiensi. Inefisiensi akan timbul apabila tindakan seseorang mempengaruhi orang lain dan tidak tercermin dalam system harga. Secara umum, adanya eksternalitas tidak akan mengganggu tercapainya efiensi masyarakat apabila semua dampak yang merugikan maupun menguntungkan dimasukan dalam perhitungan produsen dalam menetapkan jumlah barang yang diproduksikan.[1]. Dalam hal ini efiensi akan tercapai jika :
Eksternalitas Produksi               : Social Marginal Cost  = Private Marginal Cost + Marginal  Damage
Eksternalitas Konsumsi             : Social Marginal Benefit = Private Marginal Benefit  +  Marginal Damage

A.    Eksternalitas Produksi Negatif
Eksternalitas produksi negative adalah eksternalitas yang terjadi akibat adanya aktifitas produksi yang secara tidak langsung merugikan pihak lain. Di suatu tempat di Amerika Serikat ada pabrik baja yang terletak di sebelah sungai.  Pabrik ini menghasilkan produk baja, tetapi juga menghasilkan "lumpur," produk yang tidak berguna untuk pemilik pabrik.  Untuk menyingkirkan produk yang tidak diinginkan oleh pemilik,  pemilik membangun pipa keluar dari belakang pabrik dan membuang lumpur ke sungai. Lumpur yang dihasilkan berbanding lurus dengan produksi baja; setiap unit tambahan baja menciptakan satu unit lumpur juga. Pabrik baja bukan satu-satunya produsen yang menggunakan sungai. Lebih jauh ke hilir merupakan daerah nelayan tradisional di mana nelayan menangkap ikan untuk dijual ke restoran local. Karena pabrik baja telah mulai membuang lumpur ke sungai, memancing telah menjadi kurang  menguntungkan karena ada lebih  sedikit ikan yang masih hidup untuk ditangkap.[2] Untuk memahami contoh di atas perhatikan grafik berikut :


Gambar . 1

Untuk melihat dampak eksternalitas Produksi negative kita mengacu pada kurva penawaran.  Tanpa kegagalan pasar SMC = PMC, ketika eksternalitas produksi terjadi maka SMC = PMC + MD. Dimana MD adalah marginal dari kerusakan yang diderita orang lain. Anggaplah bahwa setiap unit produksi baja yang dilakukan menciptakan lumpur yang mengakibatkan kerugian nelayan sebesar $100.  Pada gambar.1 diatas dikarenakan adanya Marginal Damage yang terjadi kurva SMC=PMC bergeser ke atas (SMC = PMC + MD).  Kerusakan akibat dari eksternalitas yang terjadi ditunjukan pada bagian yang diarsir pada gambar di atas.

B.     Eksternalitas Konsumsi Negatif

Hal ini penting untuk dicatat bahwa eksternalitas tidak muncul semata-mata dari sisi produksi pasar. Misalkan terdapat sebuah kost mahasiswa yang tidak memiliki  aturan ketat. Sebut saja Rana salah satu penghuni kost tersebut suka mendengarkan musik dengan keras, mendengarkan musik dengan keras mungkin memberikan dampak negative bagi penghuni lain yang sedang menghadapi ujian dan Rana tidak memberikan kompensasi apapun atas kerugian ini.  Pehatikan grafik berikut :

Gambar.2
Ketika terdapat eksternalitas konsumsi negative SMB = PMB – MD, dimana MD adalah kerugian yang dialami orang lain karena konsumsi yang dilakukan, dalam hal ini konsumi tersebut adalah mendengarkan musik dengan keras. Sebagai contoh MD yang dialami orang lain dengan adanya konsumi ini adalah adanya penurunan nilai ujian sebesar 25 point (disebabkan terganggu ketika belajar) untuk setiap 1 jam mendengarkan musik dengan keras. Titik ekulibrium awal berada  di titik A dimana Social Marginal Benefit (SMB) sama dengan Private Marginal Benefit (PMB) dengan konsumsi rokok sebesar Q1 dan harga P1. Ketika terjadi eksternalitas kurva SMB turun dimana SMB = PMB – MD.


Reference :
-          Gruber ,Jonathan, 2010, Public Finance and Public Policy, United States of America :  
                          Worth Publisher
-          Mangkoessoebroto ,Guritno, 2001, Ekonomi Publik, Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta







[1] Dr. Guritno Mangkoessoebroto, 2001, Ekonomi Publik, Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
[2] Jonathan Gruber, 2010, Public Finance and Public Policy, United States of America : Worth Publisher

1 komentar:

  1. 3D titanium necklace mens - Vitamins - Titsanium Art
    3D titanium necklace mens. This necklace is designed to help titanium tv apk you titanium grades achieve a complex titanium wedding band art chi titanium flat iron project in your own mind. Use it in new titanium dioxide life.

    BalasHapus

Teori Perdagangan

  Teori Keunggulan Absolut – Adam Smith             Keunggulan absolut (absolute advantage) merujuk pada kemampuan sebuah negara, wilayah,...