Kebakaran
hutan yang melanda Kalimantan dan Sumatera telah mengakibatkan bencana kabut
asap berkepanjangan, masyarakat yang berada di wilayah yang terkena asap
mengalami kesulitan untuk memperoleh udara bersih. Segala aktifitas masyarakat
menjadi terganggu karenanya. Pemerintah
Indonesia telah mencoba bekerja sama dengan Negara-negara lain untuk mengatasi persoalan ini. Segala upaya
pemadaman tak membuahkan hasil meski sudah dicoba dengan berbagai cara, seperti
water bombing, gel hingga pembangunan kanal, namun pemerintah tidak akan
menyerah begitu saja untuk memadamkan api.
Kebakaran
hutan yang terjadi merupakan salah satu bentuk dari eksternalitas, yaitu efek
samping dari tindakan suatu pihak ke pihak lain yang bisa berakibat baik atau
buruk. Eketernalitas merupakan salah satu penyebab kegagalan pasar, Ketika
terjadi eksternalitas dalam suatu aktifitas, maka akan timbul inefisiensi.
Inefisiensi akan timbul apabila tindakan seseorang mempengaruhi orang lain dan
tidak tercermin dalam system harga. Secara umum, adanya eksternalitas tidak
akan mengganggu tercapainya efiensi masyarakat apabila semua dampak yang
merugikan maupun menguntungkan dimasukan dalam perhitungan produsen dalam
menetapkan jumlah barang yang diproduksikan.[1]. Dalam
hal ini efiensi akan tercapai jika :
Eksternalitas
Produksi : Social Marginal Cost
= Private Marginal Cost + Marginal Damage
Eksternalitas
Konsumsi : Social Marginal Benefit = Private Marginal
Benefit + Marginal Damage
A. Eksternalitas Produksi Negatif
Eksternalitas produksi negative adalah eksternalitas yang terjadi akibat
adanya aktifitas produksi yang secara tidak langsung merugikan pihak lain. Di
suatu tempat di Amerika Serikat ada pabrik baja yang terletak di sebelah
sungai. Pabrik ini menghasilkan produk
baja, tetapi juga menghasilkan "lumpur," produk yang tidak berguna
untuk pemilik pabrik. Untuk
menyingkirkan produk yang tidak diinginkan oleh pemilik, pemilik membangun pipa keluar dari belakang
pabrik dan membuang lumpur ke sungai. Lumpur yang dihasilkan berbanding lurus
dengan produksi baja; setiap unit tambahan baja menciptakan satu unit lumpur
juga. Pabrik baja bukan satu-satunya produsen yang menggunakan sungai. Lebih
jauh ke hilir merupakan daerah nelayan tradisional di mana nelayan menangkap
ikan untuk dijual ke restoran local. Karena pabrik baja telah mulai membuang
lumpur ke sungai, memancing telah menjadi kurang menguntungkan karena ada lebih sedikit ikan yang masih hidup untuk
ditangkap.[2]
Untuk memahami contoh di atas perhatikan grafik berikut :
Gambar . 1
Untuk melihat dampak eksternalitas Produksi negative kita mengacu pada
kurva penawaran. Tanpa kegagalan pasar
SMC = PMC, ketika eksternalitas produksi terjadi maka SMC = PMC + MD. Dimana MD
adalah marginal dari kerusakan yang diderita orang lain. Anggaplah bahwa setiap
unit produksi baja yang dilakukan menciptakan lumpur yang mengakibatkan
kerugian nelayan sebesar $100. Pada
gambar.1 diatas dikarenakan adanya Marginal Damage yang terjadi kurva SMC=PMC
bergeser ke atas (SMC = PMC + MD).
Kerusakan akibat dari eksternalitas yang terjadi ditunjukan pada bagian
yang diarsir pada gambar di atas.
B. Eksternalitas Konsumsi Negatif
Hal ini penting untuk dicatat bahwa eksternalitas tidak muncul
semata-mata dari sisi produksi pasar. Misalkan terdapat sebuah kost mahasiswa yang tidak
memiliki aturan ketat. Sebut saja Rana salah
satu penghuni kost tersebut suka mendengarkan musik dengan keras, mendengarkan
musik dengan keras mungkin memberikan dampak negative bagi penghuni lain yang
sedang menghadapi ujian dan Rana tidak memberikan kompensasi apapun atas
kerugian ini. Pehatikan grafik berikut :
Gambar.2
Ketika terdapat eksternalitas konsumsi negative SMB = PMB – MD, dimana
MD adalah kerugian yang dialami orang lain karena konsumsi yang dilakukan,
dalam hal ini konsumi tersebut adalah mendengarkan musik dengan keras. Sebagai
contoh MD yang dialami orang lain dengan adanya konsumi ini adalah adanya
penurunan nilai ujian sebesar 25 point (disebabkan terganggu ketika belajar)
untuk setiap 1 jam mendengarkan musik dengan keras. Titik ekulibrium awal
berada di titik A dimana Social Marginal
Benefit (SMB) sama dengan Private Marginal Benefit (PMB) dengan konsumsi rokok
sebesar Q1 dan harga P1. Ketika terjadi eksternalitas
kurva SMB turun dimana SMB = PMB – MD.
Reference :
-
Gruber ,Jonathan, 2010, Public Finance and Public
Policy, United States of America :
Worth Publisher
-
Mangkoessoebroto ,Guritno, 2001, Ekonomi
Publik, Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
3D titanium necklace mens - Vitamins - Titsanium Art
BalasHapus3D titanium necklace mens. This necklace is designed to help titanium tv apk you titanium grades achieve a complex titanium wedding band art chi titanium flat iron project in your own mind. Use it in new titanium dioxide life.