Teori pertumbuhan ekonomi yang dibahas pada matari adalah teori pertumbuhan Steady Growth (Harrod-Domar) yang
dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar dan
R.F Harrod. Teori ini merupakan
perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah
penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak
menyinggung persoalan mengatasi masalah-masalah ekonomi dalam jangka panjang. Analisis
Harrod-Domar dibuat untuk menutup kelemahan ini. Teori ini pada intinya
manganalisis persoalan berikut : “Syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah
yang harus tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari tahun ke tahun
kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penambahan
modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan “.[1]
Harrod-Domar
mempertahankan pendapat ahli-ahli ekonomi terdahulu yang menekankan peranan
pembentukan modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal
dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian
untuk menghasilkan barang, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah
permintaan efektif seluruh masyarakat. Namun, pertambahan kesanggupan suatu
perekonomian untuk menghasilkan barang tidak serta merta menciptakan
pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional. Harrod dan Domar
sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional bukan
ditentukan oleh pertambahan dala kapasitas memproduksi, tetapi oleh kenaikan
pengeluaran masyarakat. Dengan demikian, walaupun kapasitas produksi bertambah,
pendapatan nasional baru akan bertambah dan pertumbuhan ekonomi tercipta
apabila pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan kalau dibandingkan dengan
masa sebelumnya.
Syarat untuk Mencapai Steady Growth
Pertambahan
kapasitas barang-barang modal yang efektif dapat dirumuskan sebgai berikut :
dimana Ys adalah pertambahan kapasitas yang
efektif atas barang-barag modal yang baru, I adalah besar pembentukan modal
yang dilakukan, dan
adalah rasio produsi modal. Nilai
disebut juga sebagai
produktifitas modal.
[1] Sadano Sukirno, 2007, Ekonomi
Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan, Jakarta : Prenada Media
Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar